Minggu, 01 Januari 2012

Saat yang tepat untuk bilang : “AKU BENCI KAMU”


Cinta memang seperti sebuah dunia khayalan tanpa batas. Dia bisa berubah menjadi apa saja. Marah,, benci, suka,, menyakitkan sudah menjadi bumbu umum dalam dunia cinta. Tak usah jauh – jauh,, aku sendiri juga ‘terkadang’, oh bukan,, lebih tepatnya ‘selalu’ puyeng,, gregetan dan harap – harap cemas  jika masuk kedalam dunia cinta yang tak berujung dan tak bertepi ini.. (bingung gak tuch..) aku percaya cinta si sebenarnya (cielahh), karena aku yakin setiap cinta,, selalu membawa cerita. Itu yang aku rasakan..berulang kali terjerembab kedalamnya, aku selalu di buat takut. Takut jika cinta ku tak terbalas (faktor nasib). Selalu dibuat cemas saat tak bertemu dan dibuat benci saat dia berbuat sesuatu yang menurut ‘pikir’ ku itu sesuatu yang fatal untuk dilakukan. Aku menyadari betul aku tak sempurna, berharap sesuatu yang sangat, sangat,, dan sangat sempurna darimu. Saat menyadari itu kau sudah pergi jauh melayang keangkasa dan lebur bersama atmosfir (ato mungkin dibawa kabur alien?!). Saat kau mulai terlupakan,, kau muncul lagi sambil bawa cinta dan cerita yang baru(padahal aku ngarep bawa salep anti kurap). Aku kembali terjerumus kedalamnya.. mulai merasakan rasa yang sama pada awal – awal seperti cinta yang lalu.. kemudian,, yah, adegan lama terjadi lagi kau menghilang perlahan bersama waktu. Berkali – kali seperti itu tak membuatku kapok bermain dengan virtual dunia cinta denganmu. Tapi entah saat ini,, aku serasa di tepi jurang cinta, aku bingung akankah aku maju dan berending sama?! Atau perlukah aku maju dan berharap endingnya berbeda?! Atau.. aku hanya perlu diam dan menanti kau menjemput?? Bak si kemarau yang mengharap hujan.. saat ini bagiku kau memang indah,, bisa jadi cerita cinta ini berbeda. Tapi aku tak mau membuat diriku kembali terjerembab dan terjerumus di dalamnya hanya karena kepercayaan diriku yang terlalu tinggi. Dan menyadari semua berending “hampir” sama. kau laksana awan yang diselimuti mendung, begitu teduh tapi menyimpan air. Air yang membasahi jiwaku. Entah dengan indah atau derita. mungkin saat ini meski lemot aku mulai memahami arti sikapmu (yang memakan waktu berabad-abad :p) meski begitu satu hal yang terpenting adalah belajar, belajar menjadi dewasa dan memahami arti hidup (meski belum terlalu paham,, -efek lemot -_- a).
 pura – pura menghilang dan tak peduli dengan kabarmu adalah bentuk kepengecutanku yang berimbas jadi kecut pada kedua kelek ku  (padahal dari dulu lho /(n,n)>  aku takut untuk jujur dan memahami betul akan jadi seperti apa aku nanti. cepatlah menghilang lebur bersama atmosfir yang termakan polusi ,, Meski hati kecilku berteriak  “jangan pergi!”  hahahaa lucu memang,, menyadari aku Berharap sesuatu yang gak  pastipun akan tetap menyakitkan.. jadilah kenangan terindah yang tak terungkap. untuk saat ini ,,  kau hanya untuk dikagumi,, kau indah seperti itu. mungkin ini saat yang tepat untuk bilang aku membencimu! Aku benci dengan semua yang kau miliki. Sikap cuekmu yang membuat jantungku deg – degan, sikap pendiamu yang buat ku slalu menebak - nebak,, bahkan senyum sinismu saat kita bertemu yang membuat aku merinding. aku benci saat tau otaku slalu dipenuhi sampah senyuman dari wajahmu (makanya pelajaran gag perna masuk di otak,, abis isinya kamu semua (>,<) aku membenci saat melihat status mu yang membuat hati ini jadi gag karuan (sama kayak wajahku soalnya) dan inilah saat yang tepat untuk  aku bilang AKU MEMBENCIMU ! karena menyadari betul.. aku tak merelakanmu bermigrasi dari hati dan otaku!

Pesenan : terkadang cinta perlu dipelajari dan dipahami,, tetapi hal yang lebih penting adalah mempelajari dan memahami hidup,, karena cinta ‘bagian’ dari hidup..

Woyo! Salam Awet Gila..!! \(n,n)/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar